Pendidikan sebagai
Sosialisasi Kebudayaan
Telah kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan lahir seiring dengan keberadaan manusia, bahkan dalam proses pembentukan masyarakat pendidikan ikut andil untuk menyumbangkan proses-proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat. Dala
dan
berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial di tempat mereka berada (Sairin ,
2002).
Sebagai sistem pengetahuan dan
gagasan, kebudayaan yang
dimiliki suatu masyarakat merupakan kekuatan yang
tidak tampak (invisble
power), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia pendukung
kebudayaan itu untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan gagasan
yang menjadi milik
masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian dan sebagainya.
Sebagai suatu sistem, kebudayaan tidak
diperoleh manusia dengan
begitu saja secara ascribed, tetapi melalui proses belajar yang berlangsung tanpa
henti, sejak dari manusia itu dilahirkan sampai dengan ajal menjemputnya. Proses
belajar dalam konteks kebudayaan
bukan hanya dalam bentuk internalisasi dari sistem “pengetahuan” yang
diperoleh manusia melalui pewarisan atau transmisi dalam keluarga, lewat sistem
pendidikan formal di sekolah
atau lembaga pendidikan formal lainnya, melainkan juga diperoleh melalui
proses belajar dari berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosialnya. Melalui pewarisan
kebudayaan dan internalisasi pada setiap individu, pendidikan hadir dalam bentuk
sosialisasi kebudayaan,
berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat setempat
dan memelihara hubungan
timbal balik yang menentukan proses-proses perubahan tatanan sosio-kultur
masyarakat dalam rangka
mengembangkan
kemajuan peradabannya.
Sebaliknya, dimensi-dimensi sosial
yang senantiasa mengalami
dinamika perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan faktor dominan yang telah membentuk eksistensi pendidikan manusia.
Penggunaan alat dan sarana
kebutuhan hidup yang modern telah memungkinkan pola pikir dan sikap manusia
untuk memproduk nilai-nilai baru sesuai dengan intensitas pengaruh teknologi
terhadap tatanan kehidupan
sosial budaya.
Dalam hal ini, pendidikan menjadi
instrumen kekuatan sosial
masyarakat untuk mengembangkan suatu sistem
pembinaan anggota
masyarakat yang relevan dengan tuntutan perubahan zaman. Abad globalisasi telah menyajikan
nilai-nilai baru, pengertian-pengertian baru serta perubahan-perubahan di
seluruh ruang lingkup
kehidupan manusia yang waktu kedatangannya tidak bisa diduga-duga. Sehingga dunia
pendidikan merasa perlu untuk
membekali diri dengan perangkat pembelajaran yang
dapat memproduk
manusia zaman sesuai dengan atmosfir tuntutan global.
Penguasaan
teknologi informasi, penyediaan SDM yang profesional, terampil dan berdaya
guna bagi masyarakat, kemahiran
menerapkan Iptek, perwujudan tatanan sosial
masyarakat yang terbuka,
demokratis, humanis serta progresif dalam menghadapi kemajuan jaman
merupakan beberapa bekal mutlak yang harus dimiliki oleh semua bangsa di dunia ini
yang ingin tetap bertahan
menghadapi tata masyarakat baru berwujud globalisasi.
Melihat urgensi hubungan antara
pendidikan dan dinamika
sosial budaya, sosiologi pendidikan berusaha
menerapkan analisis ilmiah
untuk memahami fenomena pendidikan dalam hubungannya dengan perubahan
sosial-kebudayaan. Di mana pada langkah awalnya akan dibangun suatu proses
penjelasan hakikat kebudayaan
sebagai wahana tumbuh kembangnya eksistensi
pendidikan terhadap
anggota masyarakat. Sebagai salah satu perangkat kebudayaan pendidikan akan melakukan
tugas-tugas kelembagaan
sesuai dengan hukum perkembangan masyarakat. Dari sini dapat kita amati
bersama sebuah alur pembahasan hubungan dialektik
antara pendidikan dengan realitas perkembangan sosial faktual yang saat ini
tengah menggejala pada hampir seluruh masyarakat dunia.
Izin copas 🙏
BalasHapus