MAKALAH AIK
“GERAKAN MUHAMMADIYAH”
OLEH:
ZULFADLI
2009 310 200 37
B4-Pagi
JURUSAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM
STUDI PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
BULUKUMBA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjtkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang
berjudul “Gerakan Muhammadiyah”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah AIK I. Selain itu, untuk
menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah
yang kami susun.
Penulis menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.
Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita
semua. Amien…..
Bulukumba, 2013
Penyusun
ZULFADLI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah
sebuah organisasi yang dibentuk dengan nama yang berhubungan dengan nama Nabi
terakhir Muhammad Saw. berdasarkan nama itu diharapkan setiap anggota
Muhammadiyah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat dapat menyesuaikan diri
dengan pribadi Nabi Muhammad Saw. dan Muhammadiyah menjadi organisasi akhir
zaman.
Muhammadiyah
yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau
8 Dzulhijjah 1330 Hijriah merupakan alternatif dan jawaban dari berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Masalah
utama yang dihadapi pada awal kelahirannya, antara lain, meringkuk di bawah
cengkraman penjajahan kolonial Belanda, kemudian hidup dalam kemiskinan dan
kemelaratan serta kebodohan.
Demikianlah
Muhammadiyah didirikan. Organisasi ini mempunyai tujuan maksud “menyebarkan
pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad s.a.w. kepada penduduk bumiputera” dan
“memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya”. Untuk mencapai ini
organisasi itu bermaksud mendidikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan
rapat-rapat dan tabligh di mana dibicarakan masalah-masalah Islam, mendirikan
wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat
kabar dan majalah-majalah.
Selanjutnya, pada umat Islam
terlihat ketidakmurnian amalan Islam, meluasnya pengaruh kristenisasi,
sementara lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam yang akan mencerdaskan
kehidupan bangsa sangat terbatas dan belum mampu menyiapkan generasi yang siap
mengemban misi selaku khalifah Allah di muka bumi. Pada waktu itu, menurut
Abuddin Nata sistem pendidikan ditandai dengan adanya sistem pendidikan yang
dikotomis antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Di satu segi terdapat
pendidikan agama tanpa mengajarkan pengetahuan umum, dan di satu sisi terdapat
pendidikan umum yang tidak mengajarkan agama.
B. Rumusan Masalah
Untuk
memudahkan dalam penulisan makalah ini, penulis menfokuskan pada pembahasan
tertentu yang penulis rumuskan ke dalam empat pertanyaan berikut ini:
1.
Apakah arti Muhammadiyah?
2.
Bagaimanakah latar belakang berdirinya
Muhammadiyah?
3.
Bagaimanakah bentuk dan maksud lambang
Muhammadiyah?
4.
Bagaimanakah perkembangan Muhammadiyah?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu berikut
ini:
1.
Untuk mengetahui arti Muhammadiyah.
2.
Untuk mengetahui latar belakang
berdirinya Muhammadiyah.
3.
Untuk mengetahui bentuk dan maksud
lambang Muhammadiyah.
4.
Untuk mengetahui perkembangan
Muhammadiyah secara garis besar.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
GERAKAN
MUHAMMADIYAH
A. Tokoh Pendiri Muhammadiyah
Pendiri
Muhammadiyah adalah KHA. Dahlan. Ia lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada
tahun 1868 M dengan nama Muhammadiyah Darwis. Ayahnya adalah KH. Abubakar,
seorang khatib Masjid besar Kesultanan Yogyakarta, yang apabila dilacak
silsilahnya sampai kepada Maulana Malik Ibrahim. Ibunya bernama Siti Aminah,
putri KH. Ibrahim, Penghulu kesultanan Yogyakarta. Jadi Muhammad Darwis itu
dari pihak ayah maupun ibunya adalah keturunan ulama.
Di
masyarakat Kauman khususnya ada pendapat umum bahwa barang siapa yang memasuki
sekolah Gubernemen dianggap kafir atau Kristen. Oleh karena itu ketika
menginjak usia sekolah Muhammad Darwis tidak disekolahkan melainkan diasuh dan
dididik mengaji Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri
di rumah. (Djarnawati Hadikusumo, hal. 74). Pada usia delapan tahun ia telah
lancar membaca Al-Qur’an hingga khatam. Selanjutnya ia belajar Fiqih kepada KH.
Muhammad Shaleh, dan Nahwu kepada KH. Muhsin. Keduanya adalah kakak ipar
Muhammad Darwis sendiri. Ia juga berguru kepada KH. Muhammad Nur dan KH. Abdul
Hamid dan berbagai ilmu. Pada tahun 1889 M ia dikawinkan dengan Siti Walidah,
putri KH. Muhammad Fadil, kepada penghulu kesultanan Yogyakarta, (Sudjak, Muhammadiyah dan Pendirinya, 1989:2).
Jadi Siti Walidah itu masih saudara sepupu Muhammad Darwis.
B. Arti Muhammadiyah
Persyarikatan
Muhammadiyah sudah dikenal luas sejak beberapa puluh tahun yang lalu, baik oleh
masyarakat internasional, khususnya oleh masyarakat Alam Islamy. Nama Muhammadiyah sudah sangat akrab di telinga
masyarakat umum sekarang ini. Adapun arti Muhammadiyah dapat dilihat dari dua
segi yaitu arti bahasa atau etimologis, dan arti istilah atau terminologis.
1)
Arti Bahasa
(Etimologis)
Muhamadiyah
berasal dari kata bahasa Arab "Muhammad", yaitu nama nabi dan rasul
Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya
menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti "umat Muhammad saw." atau
"pengikut Muhammad saw.", yaitu semua orang Islam yang mengakui dan
meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
2)
Arti Istilah
(Terminologi)
Secara
istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi
munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan sunah, didirikan oleh
K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330 H, bertepatan 18 November 1912
Miladiyah di kota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh
pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan
meneladani jejak perjuangan Rasulullah saw. dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya 'Izzul Islam wal
muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai
realita
C. Latar Belakang Berdirinya
Muhammadiyah
1)
Faktor Subyektif
Faktor Subyektif
yang sangat kuat, bahkan dikatakan sbagai faktor utama dan faktor penentu yang
mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KHA. Dahlan terhadap
Al Qur'an dalam menelaah, membahas dan meneliti dan mengkaji kandungan isinya.
Sikap KHA. Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman
Allah sebagaimana yang tersimpul dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat
MUhammad ayat 24 yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati
dengan penuh ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam ayat. Sikap seperti
ini pulalah yang dilakukan KHA. Dahlan ketika menatap surat Ali Imran ayat 104
: "Dan hendaklah ada diantara kamu
sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung ". Memahami
seruan diatas, KHA. Dahlan tergerak hatinya untuk membangan sebuah perkumpulan,
organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya berkhidmad
pada melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi Munkar di tengah
masyarakat luas.
2)
Faktor Obyektif
Ada
beberapa sebab yang bersifat objektif yang melatarbelakangi berdirinya
Muhammadiyah, yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu
faktor-faktor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam
Indonesia, dan sebagiannya dapat dimasukkan ke dalam faktor eksternal, yaitu
faktor-faktor penyebab yang ada di luar tubuh masyarakat Islam Indonesia.
ð Faktor
obyektif yang bersifat internal
a.
Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak
dijadikannya Al-Quran dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian
besar umat Islam Indonesia.
b.
Lembaga pendidikan yang dimiliki umat
Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku ”Khalifah
Allah di atas bumi”
ð Faktor
obyektif yang bersifat eksternal
a.
Semakin meningkatnya Gerakan
Kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
b.
Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama
Bangsa Belanda ke Indonesia.
c.
Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam
dunia Islam
D. Lambang Muhammadiyah
1)
Bentuk Lambang
Lambang
persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan duabelas sinar
yang mengarah ke segala penjuru dengan sinarnya yang putih bersih bercahaya. Di
tengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab : Muhammadiyah. Pada
lingkaran yang mengelilingi tulisan huruf Arab berwujud kalimat syahadat tauhid
: asyhadu anal ila,ha illa Allah (saya bersaksi bahwasannya tidak ada
Tuhan kecuali Allah); di lingkaran sebelah atas dan pada lingkaran bagian bawah
tertulis kalimat syahadat Rasul : wa asyhadu anna Muhammaddar Rasulullah (dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Seluruh Gambar matahari
dengan atributnya berwarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun.
2)
Maksud Lambang Muhammadiyah
Matahari
merupakan salah satu benda langit ciptaan ( Mahkluk ) Allah. Dalam sistem
tatasurya, matahari menempati posisi sentral ( heliosentris ) yaitu menjadi
titik pusat dari semua planet-planet lain. Matahari juga merupakan benda
langit yang dari dirinya sendiri memilikikekuatan dalam memancarkan sinar panas
yang sangat berguna bagi kehidupan biologissemua makhluk hidup yang ada diatas
bumi. Dan tanpa panas sinar matahari bumi akanmemebeku dan gelap gulita,
sehingga semua makhluk hidup tidak mungkin dapatmeneruskan kehidupannya.
Muhammadiyah
menggambarkan jati diri, gerak, serta mamfaatnya sebagaimanamatahari. Kalau
matahari menjadi penyebab lahiriyah berlangsungnya kehidupan secara biologis
bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi, maka muhammadiyah juga akanmenjadi
penyebab lahirnya, berlangsungnya kehidupan secara spiritual, rohaniah bagi
semuaorang yang mau menerima pancaran sinarnya yang berupa ajaran agama islam
sebagaimanayang tewrmuat dalam Al-Qur”an dan as Sunnah. Ajaran islam yang hak
dan lagi sempurna itu semuanya berintikan dua kalimat syahadat.Dua belas sinar
matahari yang memancar ke seluruh penjuru mengibaratkan tekad dansemangat
pantang menyerah dari warga muhammadiyah dalam memperjuangkan islam ditengah-tengah
masyarakat Indonesia sebagai tekad dan semangat pantang mundur sertamenyerahkan
dari kaum Hawary, yaitu sahat nabi Isa as. yang jumlahnya ada dua belasorang.
Karena tekad dan semangat telah teruji secara meyakinkan maka Allah pun
berkenanmengabadikan mereka dalam salah satu ayat Al-Qur”an, yaitu surat As
– Shaf ayat 14 : “Wahai sekalian
orang yang beriman ! jadikanlah kalian penolong-penolong (agama) Allah,
sebagaimana ucapan Isa putra Maryam kepada kaum Hawary: “Siapa
yang bersedia menolongku (semata-mata untuk menegakkan agama Allah), lalu
segolongan Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain)
kafir: maka kami berikan kekuatan kepada orang- orang
yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang
menang”
E. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah
Maksud
dan tujuan Muhammadiyah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Menegakkan,
Yaitu
membuat dan mengupayakan agar tetap
tegak dan tidak condong apalagi roboh; yang semua itu dapat terealisasikan
manakah sesuatu yang ditegakkan tersebut diletakkan di atas fondasi, landasan,
atau asas yang kokoh dan solid, dipegang erat-erat, dipertahankan, dibela serta
diperjuangkan dengan penuh konsekuen.
b.
Menjunjung Tinggi
Yaitu
membawa atau menjunjung di atas segala-galanya, mengindahkan serta
menghormatinya.
c.
Agama Islam
Yaitu
Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa sampai kepada Nabi penutup Muhammad Saw. sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang zaman, serta menjamin kesejahteraan
hakiki duniawi maupun ukhrawi
d.
Terwujud
Yaitu
menjadi satu kenyataan akan adanya atau wujudnya.
e.
Masyarakat Utama
Yaitu
masyarakat yang senantiasa mengejar keutamaan dan kemaslahatan untuk
kepentingan hidup umat manusia, masyarakat yang selalu bersikap takzim terhadap
Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, mengindahkan dengan penuh keikhlasan terhadap
ajaran-ajaran-Nya, serta menaruh hormat terhadap sesama manusia selaku makhluk
Allah yang memiliki martabat absanu taqwim.
f.
Adil dan Makmur
Yaitu
suatu kondisi masyarakat yang didalamnya terpenuhi dua kebutuhan hidup yang
pokok.
Dengan
ringkasan di atas dan dengan kata lain, bahwa maksud dan tujuan muhammadiyah
ialah: “Membangun, memelihara dan memegang teguh agama Islam dengan rasa
ketaatan melebihi ajaran dan faham-faham lainnya, untuk mendapatkan suatu
kehidupan dalam diri, keluarga dan masyarakat yang sungguh adil, makmur,
bahagia-sejahtera, aman-sejahtera, lahir dan batin dalam naungan dan ridho
Allah Swt.
F. Perkembangan Muhammadiyah
Secara
garis besar perkembangan Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi:
1.
Perkembangan secara vertikal
Yaitu
perkembangan dan perluasan gerakan Muhammadiyah keseluruh penjuru tanah air,
berupa berdirinya wilayah-wilayah ditiap-tiap provinsi, daerah-daerah di
tiap-tiap kabupaten kotamadya, cabang-cabang dan ranting-ranting serta jumlah
anggota yang bertebaran dimana-mana.
2.
Perkembangan secara horizontal
Yaitu
perkembangan dan perlunasan amal usaha Muhammadiyah, yang meliputi berbagai
bidang kehidupan. Hal ini dengan pertimbangan karena bertambah luas serta
banyaknya hal-hal yang harus diusahakan oleh Muhammadiyah, sesuai dengan maksud
dan tujuannya. Maka dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja yang berkedudukan
sebagai badan pembantu pimpinan persyarikatan. Kesatuan-kesatuan kerja tersebut
berupa majelis-majelis dan badan-badan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil pembahasa di atas penulis hanya dapat memberikan kesimpulan bahwa Muhammadiyah
yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau
8 Dzulhijjah 1330 Hijriah merupakan alternatif dan jawaban dari berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Masalah
utama yang dihadapi pada awal kelahirannya, antara lain, meringkuk di bawah
cengkraman penjajahan kolonial Belanda, kemudian hidup dalam kemiskinan dan
kemelaratan serta kebodohan.
Maksud dan tujuan muhammadiyah
ialah: “Membangun, memelihara dan memegang teguh agama Islam dengan rasa
ketaatan melebihi ajaran dan faham-faham lainnya, untuk mendapatkan suatu
kehidupan dalam diri, keluarga dan masyarakat yang sungguh adil, makmur,
bahagia-sejahtera, aman-sejahtera, lahir dan batin dalam naungan dan ridho
Allah Swt.
B.
Saran
Setelah
penulis gali, kaji dan simpulkan maka penulis hanya dapat memberikan sarah
bahwa karena Muhammadiyah bergerak dalam bidang nahi mungkar, maka lembaga
pendidikan Muhammadiyah tidak boleh terlepas sifat gerakan yang telah
dirumuskan dalam “Kepribadian Muhammadiyah” dan hakikat Muhammadiyah sebagai
gerakan islam dan dakwa amar ma’ruf nahi mungkar harus diterjemahkan kedalam
pendidikan sekolah Muhammadiyah tersebut. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin...